Dari Mata Ibra: Sebuah Hari di Sekolah yang Penuh Makna

Disclaimer:
Tulisan ini dibuat oleh Aya Ibra, berdasarkan apa yang saya kira mungkin dilihat dan dirasakan oleh Ibra sepanjang harinya di sekolah. Ibra adalah anak berkebutuhan khusus yang saat ini belum bisa berkomunikasi secara verbal, tetapi melalui gerakan, tatapan, dan senyumnya, saya mencoba memahami dunia dari perspektifnya. Semoga cerita ini bisa memberi gambaran tentang kesehariannya.

Pagi ini, aku bangun dengan semangat. Aku tidak bisa menjelaskan mengapa, tapi setiap kali aku bersiap ke sekolah, rasanya seperti ada hal menyenangkan yang menungguku di sana. Ketika sampai di sekolah, seperti biasa, guru menyambutku dengan senyuman. Aku suka saat mereka tersenyum padaku, meski aku tidak selalu bisa membalas dengan kata-kata. Namun, mereka mengerti. Mereka selalu mengerti.

Hari ini dimulai dengan Sholat Dhuha. Aku duduk tenang di barisan bersama teman-temanku. Aku suka mendengar lantunan doa-doa yang dibacakan. Mungkin aku tidak bisa mengucapkannya sendiri, tetapi aku merasa damai mendengarnya. Setiap kali aku merapatkan tangan dan menundukkan kepala, rasanya seperti aku berbicara dalam caraku sendiri kepada Allah. Dan aku yakin, Allah mendengar.

Setelah itu, kami diberitahu bahwa hari ini adalah hari yang istimewa. Tema hari ini adalah Keep Healthy, menjaga kesehatan. Aku tidak tahu pasti apa yang akan kami lakukan, tapi aku merasa bersemangat. Kemudian, guru-guru mengajak kami ke lapangan untuk acara Market Day. Aku melihat banyak warna di mana-mana—buah-buahan, sayuran, dan makanan sehat lainnya. Meski aku tidak bisa memilih sendiri, guru selalu tahu mana yang aku suka. Aku mengambil jus segar. Dingin dan manis, rasanya sangat menyenangkan di tenggorokanku. Aku tahu, minuman ini baik untuk tubuhku, meski aku tidak bisa mengatakannya.

Setelah selesai di Market Day, kami diajak untuk ikut Kerja Bakti. Aku menyukai aktivitas ini. Ada sesuatu yang menyenangkan ketika aku bisa membantu menata ruangan atau membersihkan sekitar. Dengan sapu di tangan kecilku, aku berjalan pelan, mencoba mengikuti ritme teman-temanku. Terkadang aku berhenti sebentar untuk melihat debu yang beterbangan atau daun yang jatuh dari sapuanku. Mungkin ini hal kecil bagi orang lain, tapi aku selalu merasa senang bisa terlibat. Guru selalu memuji setiap gerakanku, dan itu membuatku merasa dihargai.

Menjelang siang, kami kembali ke kelas untuk Closing Class. Guru-guru berbicara tentang evaluasi dan hikmah hari ini. Aku duduk di kursiku dengan tenang, melihat sekeliling ruangan. Kelas kami kini bersih dan rapi, semua tertata dengan baik. Mungkin aku tidak mengerti sepenuhnya apa yang dikatakan, tapi aku merasa bahwa hari ini kami semua telah melakukan sesuatu yang baik. Menata kelas membuatku merasa seperti menata pikiranku sendiri, meski dalam cara yang berbeda.

Saat bel pulang berbunyi, aku tahu waktuku di sekolah hari ini telah selesai. Meski aku tidak mengucapkan banyak kata, aku merasa telah berbicara banyak dengan caraku sendiri—melalui setiap langkah, setiap tawa kecil, dan setiap pelukan yang aku berikan kepada teman dan guruku.

Aku pulang dengan hati yang penuh, dan meskipun aku belum bisa berbagi cerita secara verbal dengan Aya dan Ami, aku berharap mereka tahu, aku bahagia. Hari ini adalah hari yang baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *